SAMOSIR, AFJNews.Online – Gelombang kecurigaan menerpa pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri 1 Sianjurmula Mula. Judul yang mengusik, Siapa yang berani bermain api dengan dana BOS ?”, mencuat seiring dengan adanya indikasi ketidak beresan dalam laporan penggunaan anggaran pendidikan tersebut.
Sumber terpercaya mengungkapkan ada nya sejumlah kejanggalan dalam alokasi dan pertanggung jawaban dana BOS yang seharusnya digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa.
Beberapa pos pengeluaran diduga tidak sesuai dengan peruntukan, hal ini memicu pertanyaan besar mengenai Transparansi dan Akuntabilitas.
Beberapa pos yang diduga mudah untuk diselewengkan dalam penggunaan dana BOS di SMP Negeri 1 Sianjurmula Mula : Dana Pengembangan Perpustakaan dan/ atau Layanan Pojok Baca, Dana Pemeliharaan Sarana dan Prasarana, Dana Menyediakan Alat Multimedia Pembelajaran.
Dana pemeliharaan sarana dan prasarana (SarPras) sebenarnya yang paling mudah dilihat oleh siapapun, jika benar disalurkan maka tidak terlihat adanya kerusakan yang mencolok disana sini, baik kerusakan toilet, kerusakan asbes, kerusakan kaca jendela, Cat bangunan Sekolah tidak memudar, dan lain lain.
Dana Menyediakan Alat Multimedia Pembelajaran yang lebih mudah disebut “Alat Peraga Sekolah”, diduga rawan Fiktip.
Dana Pengembangan Perpustakaan dan atau layanan pojok baca, juga diduga rawan Fiktip
“Kami menerima laporan dari berbagai pihak mengenai adanya potensi penyelewengan dana BOS di SMP Negeri 1 Sianjurmula Mula.” Ujar Albert Hutagaol selaku Pengurus Korwil BARISAN PRABOWO 08 Sumatera Utara kepada awak media ini, Selasa (12/5/2025).
Lanjutnya. ” Ini sangat disayangkan, mengingat dana BOS seharusnya menjadi motor penggerak peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Samosir, bukan malah disalahgunakan.” Ujarnya.
Pihak Sekolah hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan resmi terkait tuduhan tersebut, Konfirmasi melalui Aplikasi WhatsApp telah dilakukan namun Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sianjurmula Mula Helen Pakpahan lebih memilih bungkam.
Namun, desakan dari masyarakat, wali siswa dan pemerhati pendidikan di Kabupaten Samosir semakin kuat agar pihak berwewenang segera melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap kebenaran.