LABURA, AFJNews.Online – Dugaan kerugian Negara dengan jumlah ratusan juta rupiah mencuat dilingkungan PTPN IV Regional 1 Kebun Marbau Selatan – Labuhanbatu Utara, terkait dugaan pemborosan anggaran untuk perawatan bibit kelapa sawit yang sudah lewat umur atau tidak layak tanam (sudah berbuah dompet).
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, disalah satu lokasi pembibitan di Afdeling IV PTPN IV Regional 1 Kebun Marbau Selatan, ditemukan oleh tim investigasi diduga ada ribuan bibit kelapa sawit yang telah berusia lebih dari 12 bulan, melebihi batas ideal untuk dipindahkan ke lahan tanam.
Seharusnya, bibit kelapa sawit yang sudah melewati usia optimal ini tidak lagi produktif dan berpotensi gagal tumbuh apabila tidak dilakukan perawatan khusus di lokasi tanam, karena ditemukan di lokasi pembibitan banyak yang sudah berbuah dompet.
Anehnya, pihak manajemen diduga tetap mengalokasikan biaya besar untuk perawatan bibit bibit tersebut.
Seorang sumber internal yang enggan disebut namanya mengungkapkan.
“Bibit bibit ini seharusnya sudah masuk kategori ‘afkir’ atau tidak layak. Tapi, diduga biaya untuk pupuk, pestisida, dan lain lain serta tenaga kerja tetap digelontorkan seolah olah bibit bibit kelapa sawit itu masih berkualitas.” Ujarnya kepada awak media ini, Kamis (18/9/2025 ).
Kerugian yang ditimbulkan akibat perawatan bibit kelapa sawit yang sudah berbuah dompet ini diduga mencapai ratusan juta rupiah, mengingat biaya operasional untuk perawatan bibit perbulannya sangatlah tinggi.
Jika bibit bibit kelapa sawit yang sudah berbuah dompet itu akhirnya tidak bisa ditanam atau menghasilkan panen yang tidak optimal, ini jelas merupakan kerugian besar bagi perusahaan BUMN PTPN IV Regional 1 Kebun Marbau Selatan dan pada akhirnya dapat merugikan Negara.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PTPN IV Regional 1 Kebun Marbau Selatan, khususnya Asisten Kepala (Askep) dan Mandor 1 Afdeling lV yang bertanggung jawab di area tersebut, belum memberikan komentar resmi. Mereka lebih memilih bungkam saat dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp terkait dugaan pemborosan anggaran ini.
Masyarakat dan pihak terkait berharap ada audit internal dan investigasi mendalam dari pihak berwewenang untuk mengusut tuntas masalah ini, guna mencegah kerugian yang lebih besar dimasa mendatang.