MEDAN, AFJNews.online — Direktur Utama PT Prima Terminal Petikemas (Prima TPK), President Director PT Belawan New Container Terminal (BNCT), serta Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat yang didampingi Ketua PWI Sumatera Utara, menggelar pertemuan santai pada Selasa, 16 Desember 2025, di Bolang Durian, Medan.
Pertemuan tersebut dikemas dalam suasana silaturahmi dan diskusi ringan, membahas peran strategis media dalam sektor kepelabuhanan, khususnya dalam mendukung penyampaian informasi publik yang akurat, berimbang, dan edukatif. Hal ini dinilai penting mengingat pelabuhan merupakan tulang punggung logistik dan perekonomian nasional.

Dalam diskusi yang berlangsung terbuka dan informal, para peserta saling bertukar pandangan mengenai pentingnya membangun komunikasi yang sehat antara pengelola pelabuhan dan insan pers, guna menciptakan iklim pemberitaan yang konstruktif serta mendorong transparansi layanan kepelabuhanan.
Corporate Secretary PT Belawan New Container Terminal (BNCT), Rizki Affandi Nasution, menyampaikan bahwa pertemuan tersebut mencerminkan komitmen bersama untuk membangun komunikasi yang konstruktif dan saling memahami peran masing-masing.
“Media memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada publik secara objektif. Kami berharap komunikasi yang baik dapat terus terjalin,” ujarnya.
Wartawan Belawan Angkat Suara, Namun demikian, pertemuan tersebut menuai sorotan dari sejumlah wartawan Medan Utara, khususnya Belawan, yang mengaku tidak dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Padahal, wilayah operasional BNCT berada di kawasan Pelabuhan Belawan.
Wartawan Belawan, Bambang Hermanto, menilai pihak BNCT seharusnya turut melibatkan wartawan lokal yang sehari-hari meliput aktivitas pelabuhan.
“Seharusnya BNCT juga melibatkan wartawan Belawan. Kami yang berada langsung di lapangan lebih mengetahui peristiwa dan kondisi di pelabuhan karena bersentuhan langsung dengan aktivitas dan para pemangku kebijakan di Pelindo,” kata Bambang.
Ia menambahkan, kegiatan yang berlangsung di Medan semestinya memberi ruang lebih besar kepada wartawan Medan Utara, bukan hanya wartawan pusat atau dari luar wilayah Belawan.
Nada serupa disampaikan wartawan senior Medan Utara, Hendrik Rompas, yang mempertanyakan urgensi dominasi wartawan pusat dalam pertemuan tersebut.
“Kalau pertemuannya di Jakarta mungkin wajar. Tapi ini di Medan. Jangan sampai kedekatan dengan wartawan pusat membuat pelayanan dan persoalan di lapangan seolah tak bisa dikritik,” ujarnya.
Sementara itu, Erwin Tambunan, wartawan Medan Utara lainnya, mengaku telah mencoba menghubungi pihak humas BNCT untuk meminta penjelasan terkait tidak dilibatkannya wartawan Belawan. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi yang disampaikan.
Respons Humas Pelindo. Dalam upaya konfirmasi, wartawan Belawan kembali mempertanyakan pertemuan antara BNCT, PWI Pusat, dan awak media yang berlangsung di Medan namun tidak dihadiri wartawan Medan Utara.
Saat dikonfirmasi, perwakilan Humas Pelindo memberikan tanggapan singkat dengan menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengabaikan wartawan Belawan.
“Tanya saja wartawan Belawan yang lain.
Tidak pernah diabaikan.
Banyak wartawan Belawan yang bekerja sama dengan BNCT.
Rata-rata juga dari Belawan. Lagipula pertanyaannya kok negatif saja,” ujar pihak humas.
Namun pernyataan tersebut kembali dipertanyakan oleh wartawan Belawan, mengingat fakta di lapangan menunjukkan tidak adanya wartawan Medan Utara yang hadir dalam pertemuan resmi tersebut.
“Yang kami pertanyakan adalah pertemuan BNCT dengan PWI dan awak media pusat itu, Pak. Faktanya tidak ada satu pun wartawan Medan Utara atau Belawan yang hadir,” ujar Bambang menegaskan.

















