ASAHAN, AFJnews.online – HKBP Resort Air Joman dalam minggu XXI setelah trinitatis dengan teks kotbah yang tertuang di Yudas 1 : 17 – 23 dan disandingkan dengan Epistel yang tertulis di Imamat 19:9-28 berisi serangkaian perintah ilahi yang mencakup prinsip-prinsip sosial dan moral.
Perintah ini menekankan untuk peduli terhadap sesama dengan tidak mengambil seluruh hasil panen untuk ditinggalkan bagi yang miskin dan orang asing. Selain itu, ayat-ayat ini juga mengatur hukum dan etika seperti tidak berbohong saat bersumpah, tidak menipu dalam peradilan, serta tidak bergosip atau memfitnah. ( Minggu/09/11/2025 )
Kotbah yang di bawakan oleh St P.Purba, Secara khusus, mencakup perintah supaya Jangan memeras, merampas, atau menahan upah pekerja harian. Jangan membela orang kecil secara tidak adil atau terpengaruh oleh orang besar. Adili orang sesamamu dengan kebenaran.
Jangan membenci saudaramu dalam hati tetapi tegurlah secara terus terang, jangan menuntut balas atau menyimpan dendam. Sebaliknya, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,
dilarang bersumpah dusta demi nama Tuhan, dilarang menyebarkan fitnah atau mengancam hidup sesama.
Yudas 1:17-23 adalah seruan bagi umat Kristen untuk memperkuat diri dalam iman dan kasih Allah, sambil menantikan kedatangan Kristus, sambil juga memiliki tanggung jawab aktif untuk menyelamatkan orang lain dari ajaran sesat.
Tanggung jawab ini menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu dan secara tegas menyelamatkan orang lain dari api dengan cara yang hati-hati, membenci dosa namun tetap mengasihi orangnya.
Yudas mengingatkan jemaat akan peringatan dari para rasul sebelumnya mengenai munculnya pengejek-pengejek yang hidup menurut hawa nafsu dan memecah-bela
Umat Kristen didorong untuk membangun diri di atas dasar iman yang suci, berdoa dalam Roh Kudus, dan memelihara diri dalam kasih Allah, Ini adalah bentuk menjaga diri sendiri sambil menantikan kedatangan Kristus untuk hidup yang kekal.
Bersikap sabar dan lembut kepada orang-orang yang imannya goyah, bertujuan untuk menarik mereka keluar dari bahaya spiritual ajaran sesat atau dosa.
Di sini, ketakutan yang dimaksud bukanlah rasa takut kepada Allah, melainkan kesadaran akan kuasa dosa dan kekudusan Allah, tujuannya adalah untuk tidak tersandung saat membantu orang lain, membenci dosa mereka tetapi tidak menghakimi pribadi mereka.
Ini berarti membenci perbuatan dosa dan menghindari pengaruhnya, sambil tetap mengasihi orang yang melakukannya ujar St P.Purba sembari menutup kotbahnya.

















