Tigaraksa, AFJNews.online – Ribuan jamaah tumpah ruah di Lapangan Ponpes Al Ikhlas Assalam, Desa Kemiri, Kabupaten Tangerang, Selasa (2/9/2025) malam. Haul akbar bertema “Dzikir dan Doa Bersama untuk Negeri” ini menjadi magnet spiritual sekaligus ajang kebersamaan lintas kalangan.
Acara dimulai sejak sore hingga dini hari, menyajikan rangkaian doa, pembacaan Yasin dan tahlil, tausiah, serta sholawat bersama Majelis Azzahir. Panitia mencatat lebih dari dua ribu jamaah hadir, memadati lokasi hingga penutupan pukul 00.45 WIB.
Menteri Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar hadir langsung, bersama Bupati Tangerang Drs. H. Moch Maesyal Rasyid, Kapolresta Tangerang Kombes Pol Andi M. Indra Waspada, serta Dandim 0510/Tigaraksa Letkol Inf Yudho Setyono, S.H. Kehadiran mereka menandai kuatnya dukungan pemerintah terhadap kegiatan keagamaan masyarakat.
Dalam sambutannya, Nasaruddin Umar mengungkap rencana besar Ponpes Al Ikhlas. Ia menargetkan pesantren ini bertransformasi menjadi lembaga berstandar internasional. “Ponpes akan menyesuaikan kurikulum dengan standar Cambridge agar santri mampu bersaing global,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid yang menekankan pentingnya kegiatan keagamaan sebagai pengikat kebersamaan. “Haul ini bukan sekadar ritual, tapi ruang memperkuat harmoni di tengah masyarakat,” katanya.
Dari sisi keamanan, Dandim 0510/Tigaraksa Letkol Inf Yudho Setyono, S.H. memastikan acara berlangsung tertib. “Kami menurunkan personel TNI bersama Polri dan Satpol PP. Fokusnya memberi rasa aman agar jamaah beribadah dengan khidmat,” tegasnya. Menurutnya, sinergi lintas instansi krusial dalam menjaga stabilitas ketika massa berjumlah besar berkumpul.
Kehadiran ulama terkemuka seperti Al Habib Jindan Bin Novel, Al Habib Ali Zainal Abidin Assegaf, Gus Luthfi Fahrurozi, hingga Dr. Salahuddin Ayyub memperkuat magnet haul akbar. Suara dzikir dan lantunan sholawat menggema hingga larut malam, meninggalkan kesan mendalam bagi jamaah.
Di sisi lain, acara ini menunjukkan bagaimana peran pemerintah, aparat, dan masyarakat bisa bersatu menjaga harmoni sosial. Di tengah situasi sosial yang dinamis, kegiatan seperti haul akbar menjadi oase yang menenangkan, sekaligus pengingat bahwa stabilitas spiritual dan sosial harus berjalan beriringan.
