Jawa Tengah, Afjnews.online – Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemen Imipas) Mashudi melakukan rangkaian peninjauan ke sejumlah Rumah Tahanan Negara (Rutan) di wilayah Jawa Tengah untuk memastikan kualitas pelayanan, pembinaan warga binaan, serta perkembangan pembangunan sarana prasarana.
Kunjungan ini meliputi Rutan Kelas IIB Salatiga, Rutan Kelas IIB Boyolali, dan Rutan Kelas I Surakarta, Senin (1/12/2024).
Di Rutan Kelas IIB Salatiga, Mashudi meninjau langsung kondisi hunian yang saat ini mengalami kelebihan kapasitas.
“Dengan daya tampung 56 orang namun dihuni 182 warga binaan, persoalan overcrowded menjadi sorotan utama,” katanya dalam keterangan dikutip pada Kamis (4/12/2025).
Ia juga mengecek dapur rutan untuk memastikan standar kebersihan, penyimpanan bahan pangan, serta alur distribusi makanan berjalan sesuai ketentuan.
Tak hanya itu, blok hunian berstatus cagar budaya turut diperiksa sebagai bagian dari upaya perawatan bangunan bersejarah yang membutuhkan penanganan teknis khusus.
“Keterbatasan fasilitas tidak boleh menjadi alasan menurunnya pelayanan dasar,” ujarnya.

“Pemenuhan kebutuhan harian warga binaan, termasuk layanan hunian dan kualitas dapur, harus tetap diutamakan,* imbuhnya.
Kunjungan kemudian berlanjut ke Rutan Kelas IIB Boyolali. Di lokasi ini, Dirjenpas Mashudi meninjau program pembinaan kemandirian berbasis pertanian, mulai dari budidaya melon sweet lavender hingga penguatan ketahanan pangan melalui kelapa hibrida, cabai, lele, sawi, dan kacang panjang.
“Salah satu capaian yang ditampilkan adalah panen lele sekitar 200 kilogram setiap tiga bulan, yang sebagian hasilnya dibeli vendor bahan makanan sebagai bagian dari alokasi kontrak 5 persen untuk pemberdayaan ketahanan pangan Lapas/Rutan,” tuturnya.
Mashudi juga mengunjungi Balai Latihan Kerja (BLK), tempat warga binaan memproduksi cocoshade dan keset sabut kelapa.
Kepada pejabat pengadaan, ia menegaskan pentingnya mengutamakan pelibatan pelaku usaha lokal dalam penyediaan bahan makanan agar keberadaan rutan turut memberi nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Pengadaan bahan makanan harus memberi manfaat bagi masyarakat lokal. Libatkan pengusaha setempat agar Rutan bisa menjadi penggerak ekonomi daerah,” tegasnya.
Rangkaian kunjungan ditutup di Rutan Kelas I Surakarta, di mana Mashudi meninjau progres pembangunan blok hunian baru. Ia meminta proyek tersebut dipercepat tanpa mengabaikan aspek pengamanan.
Setiap pembangunan, lanjutnya, harus melalui kajian kerawanan, mulai dari analisis titik rawan, akses pengawasan, pemasangan CCTV, hingga mitigasi potensi gangguan keamanan.
“Kami memastikan jajaran Pemasyarakatan terus berkomitmen meningkatkan kualitas pelayanan, pembinaan serta penguatan keamanan di seluruh Lapas dan Rutan agar keberadaannya semakin memberi manfaat bagi masyarakat luas,” pungkasnya

















