Ulujami, Afjnews.online | Tak terasa sudah memasuki hari terakhir sanlat Muallaf perdana yang dihelat di Pesantren Darunnajah (23/03/2025).
LAZNAS Darunnajah selaku inisiator dan fasilitator menurunkan tim panitianya dengan maksimal.
Paling tidak peserta sanlat yang sebagian besar Muallaf berumur diatas 40 tahun ini merasakan sensasi sebagai santri di Pesantren Darunnajah untuk meraih kesuksesan sebagai muallaf.
Memang bukan hal mudah bagi mereka tapi dengan kesabaran dan ketelatenan panitia peserta bisa enjoy menikmati suasana pesantren seluas 8 Ha di bilangan Ulujami Pesanggrahan Jakarta Selatan ini.
“Kami berharap apa yang kami sampaikan walaupun hanya sesaat ini bisa berarti bagi bapak ibu sekalian,” ungkap ustaz Ahmad Jundie selaku ketua Panitia dihadapan peserta.
“Banyak peserta japri ke kami dan ingin ikut serta namun mereka terhalang karena ada kegiatan lain seperti mengurus anak, sakit, dan lain-lain,” paparnya lagi di hadapan awak media Afjnews.online.
Beragam kegiatan dilakukan mulai dari Seminar Kristologi, Qiyamullail, Sholat berjamaah, buka puasa dan sahur bareng, senam pagi dan games, kajian subuh, kajian Dhuha, kajian Siang, Kajian sore hingga pentas santri berupa Sholawatan, Standup Muallaf serta penyampaian kesan dan pesan serta saran santri.
“Banyaknya rangkaian kegiatan ini yang diadakan dalam waktu singkat membuat kita ikut happy,” ungkap Koh San salah satu peserta dari masjid Laotze ini.
Senada dengan Theresia Humaira salah satu peserta yang datang terakhir karena harus ke RSCM ini mengatakan bahwa beliau datang karena ingin menimba ilmu dan silaturahmi.
“Saya sempatkan hadir karena ingin silaturahmi dan belajar Islam lebih baik,” tandas Muallaf Katolik yang saat ini tinggal di Duren Sawit Jakarta Timur.
Beragam etnis ikut menjadi santri kilat antara lain dari etnis tionghoa, Jawa, Manado, Banten, Kalimantan, Sumatera dan gabungan etnis lainnya.
“Suasana pesantren seperti pasar malam ya?,” celetuk Agung Sedayu salah satu peserta dari Karanganyar Solo yang saat ini belum memiliki tempat tinggal yang tetap.
“Saya sebagai anak laki-laki pertama dan cucu pertama dari keluarga besar Katolik dan Kejawen ini pada masa lalu sering di fasilitasi kakek dan nenek dengan segala kebutuhan tanpa perlu bersusah payah. Apalagi mami saya terlalu memanjakan saya,” papar pendiri Rumah Kreatif Difabel Indonesia kepada awak media afjnews.online.
Sebelumnya menekuni ajaran Hindu dan sempat Atheis selama 2 tahun di Denpasar Bali selama 8 tahun.
“Tentunya saya berharap bisa lebih baik lagi dan bisa dekat dengan keluarga lagi terutama ibu saya karena Islam mengajarkan untuk berbakti kepada kedua orang tua,” keluhnya kepada awak media.
Tentunya hal ini bukan hal mudah bagi mereka yang menentukan pilihan muslim. Menyikapi hal ini tentunya panitia pelaksana Sanlat Muallaf tidak hanya sekedar melakukan kegiatan seremonial dibulan Ramadhan saja.
“Insha Allah kami lakukan secara berkelanjutan dan kami harap peserta saat ini bisa ikut di program selanjutnya,” tandas ust Ahmad Jundie di hadapan peserta. Penutupan hari ini dihadiri langsung oleh Ketua BAZNAS DKI Jakarta dan jajarannya serta dari Laznas Darun Najah dan Pesantren Darun Najah.
Dalam sambutan penutupannya dr H Achmad Abu Bakar selaku ketua BAZNAS DKI Jakarta mengungkapkan bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang muallaf.
“Perjuangan bapak dan ibu sekalian untuk menentukan pilihan sebagai muslim bukan hal mudah karena itu hidayah dari Allah Subhanallahu Wataallah yang hanya bisa dipikul oleh hambaNya yang benar-benar ingin hijrah menuju jalanNya,” paparnya dalam penutupan Sanlat Muallaf ini.
BAZNAS DKI Jakarta yang ikut andil dalam kegiatan ini merupakan salah satu peraih penghargaan dari IFA Award tanggal 12-12-2024 lalu dengan meraih 4 kategori penilaian. Senada dengan sambutan dari pimpinan Pesantren Darunnajah yang diwakili oleh H. Imam Khairul Annas, MA selaku International Relations Officer menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dari pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah yang saat ini masih ada kegiatan lainnya.
“Kami ucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya atas kehadiran peserta sanlat Mualaf sekaligus mohon maaf apabila ada kekurangan dari kami,” paparnya kepada peserta sanlat Mualaf.
“Kami menganggap seluruh peserta adalah keluar besar pesantren Darunnajah maka jangan sungkan untuk selalu menjalin komunikasi dan mampir ke pesantren setiap saat,” tandasnya dihadapan peserta yang disambut dengan tepuk tangan yang meriah.
Sebelum penutupan juga diadakan Seminar bersama Muallaf dari Australia Muhammad Ali Abdullah yang memaparkan kondisi umat muslim saat ini di Australia serta latar belakang beliau masuk Islam dan memutuskan menjadi Muallaf.
Sebelum seluruh peserta meninggalkan kegiatan penutupan juga diadakan kesan dan pesan peserta yang diwakili oleh peserta Aditya asal Menado dan pentas aksi santriwati Muallaf berupa Sholawatan ala Muallaf, Stand Up Muallaf yang dibawakan Agung Sedayu dari Karanganyar Solo yang saat ini nomaden di Tapos Depok.
Sebelum pulang seluruh peserta mendapatkan paket bingkisan dari BAZNAS DKI Jakarta dan Tali asih buat keluarga mereka.
Semoga kegiatan ini terus digerakkan Laznas Darunnajah dan BAZNAS DKI Jakarta untuk menjaga aqidah Muallaf serta menjadikan mereka Muallaf yang berdaya secara ekonomi maupun sosial kerohaniannya.
Semoga….!!